09 Juni 2006
Pukul 01.57 W.I.B.
Ini baru tentang Putri, Gadis yang memikat hatiku. Usianya masih belia, mungkin empat belas tahun atau lima belas tahun, yang pasti dia telah membuatku lupa akan Ranayu, bahkan La, dan Humbird. Aku baru kali ini merasakan rindu yang hebat, mungkin dulu aku pernah merasakan rindu pada La dan Ran, hingga pagi kuganti malam dan malam ku ubah pagi. Tapi setidaknya Putri telah membuatku rindu disaat aku belum mengenal dirinya. Aneh!
Dia hadir saat puisiku mati, jari lentik dan otak ini tak mau sejalan lagi. DIa hadir saat inspirasi nuraniku lenyap, seperti air yang membasuh dahaga karena kekeirngan. Tapi aku ragu, bimbang, yang begitu ragu untuk menyapanya.
Aku bisa bertahan selama dua tahun untuk mendamba Ranayu, satu musim untuk mengagumi Humbird, dan dalam resah merindukan LA, tapi tidak kali ini. Rinduku untuk bisa melihat senyumnya tidak bisa setiap hari ketika memandangi Ranayu dalam kelas atau seminggu tiga kali membaca surat baru dari Humbird, tapi hanya di hari Minggu, saat di Gereja, seperti ketika melihat senyum di wajah La, aku juga melihat senyumnya Putri.
Dan ketika senyum itu tak dapat kulihat, alangkah hilang semangatku menjalani hari. Dalam agenda harianku, aku menuliskan puisi untuknya. Tapi aku tidak akan menulisnya kembali dalam sebuah buku puisi. Karena aku akan membuatkan untuknya sbeuah buku puisi yang baru tentang ceritaku yang baru.
Dan sejarah certiaku yang lama harus dituntaskan saat ini.
Lembaran baru hidupku
Baru saja dimulai dengan hadirmu
Semoga akhir penantianku
Akan cinta berakhir di senyummu
Welcome New Ran
Entah itu kamu atau yang lainnya
Aku, tetap menanti datangnya
Cinta yang tulus dan apa adanya
Ditulis kembali: 11 Februari 2014