Telah
berpulang ke Rumah Bapa Di Sorga, teman, sahabat sepelayanan, saudara
terkasih, kerabat, orang terhebat yang melayani Tuhan dengan sepenuh
hati, yang tak kenal lelah, jujur, baik hati, dan sangat kukasihi
sebagai seorang Kakak yang senantiasa rendah hati, Kak Marthin
Ferdinandez. Jejak yang kau ukir dan kenangan yang kau tulis, tak akan
pernah terganti dan tak pernah ada duanya! Selamat jalan Brother! Love
u...
Minggu pagi istanamu
Dari terbit mentari, kau menyapa
Tangan hitam lembutmu berbenah
Setumpuk warta dan kertas berlelah
Kau hirup udara Tuhan
Merasuki letihmu yang tak tersampaikan
Apa kata mereka senantiasa gaduh
Caci puji hal yang biasa
Pukul setengah tujuh
Seperti biasa engkau, ku sapa
Senyum khasmu mengalun
Mengalahkan riuhnya bising jalan raya
Ku tak menduga
Begitu cepatnya
Dirimu berlalu
Melewati waktu
Kopi hitam pahit dan sebatang rokokmu
Selalu tersedia di ruang kecil menuju kantor gereja
Duduk sambil melipat kaki di atas kaki lainnya
Benakmu resah pikirkan hari depan
Ku tak menduga
Begitu cepatnya
Dirimu berlalu
Melewati waktu
Kini ku pandang dirimu
Masih sama dengan senyum khasmu
Terbaring tampan dengan sahaja
Tanpa suara tawa lucumu
Tanpa suara nada panggilmu padaku, "Nes, Nes..."
Aku terpaku
Masih tak percaya
Hai Kak Marthin jangan bercanda
Jangan tertidur lama
Cepatlah bangun, karna ku pasti kehilangan
Tak kan ada lagi yang kusapa
Di minggu pagi
Takkan ada lagi yang menata warta
Di minggu pagi
Takkan ada lagi yang membuatkan kopi
Di minggu pagi
Dan takkan lagi ada yang berkata, "Nes... Nes..."
Di minggu pagi...
Sebuah Puisi untuk mengenang Kak Marthin Ferdinandez.
-YAE-
19 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar