Powered By Blogger

Rabu, 31 Desember 2014

Di Minggu Pagi

Telah berpulang ke Rumah Bapa Di Sorga, teman, sahabat sepelayanan, saudara terkasih, kerabat, orang terhebat yang melayani Tuhan dengan sepenuh hati, yang tak kenal lelah, jujur, baik hati, dan sangat kukasihi sebagai seorang Kakak yang senantiasa rendah hati, Kak Marthin Ferdinandez. Jejak yang kau ukir dan kenangan yang kau tulis, tak akan pernah terganti dan tak pernah ada duanya! Selamat jalan Brother! Love u...



Minggu pagi istanamu
Dari terbit mentari, kau menyapa
Tangan hitam lembutmu berbenah
Setumpuk warta dan kertas berlelah

Kau hirup udara Tuhan
Merasuki letihmu yang tak tersampaikan
Apa kata mereka senantiasa gaduh
Caci puji hal yang biasa

Pukul setengah tujuh
Seperti biasa engkau, ku sapa
Senyum khasmu mengalun
Mengalahkan riuhnya bising jalan raya

Ku tak menduga
Begitu cepatnya
Dirimu berlalu
Melewati waktu

Kopi hitam pahit dan sebatang rokokmu
Selalu tersedia di ruang kecil menuju kantor gereja
Duduk sambil melipat kaki di atas kaki lainnya
Benakmu resah pikirkan hari depan

Ku tak menduga
Begitu cepatnya
Dirimu berlalu
Melewati waktu

Kini ku pandang dirimu
Masih sama dengan senyum khasmu
Terbaring tampan dengan sahaja
Tanpa suara tawa lucumu
Tanpa suara nada panggilmu padaku, "Nes, Nes..."
Aku terpaku
Masih tak percaya
Hai Kak Marthin jangan bercanda
Jangan tertidur lama
Cepatlah bangun, karna ku pasti kehilangan

Tak kan ada lagi yang kusapa
Di minggu pagi
Takkan ada lagi yang menata warta
Di minggu pagi
Takkan ada lagi yang membuatkan kopi
Di minggu pagi
Dan takkan lagi ada yang berkata, "Nes... Nes..."
Di minggu pagi...


Sebuah Puisi untuk mengenang Kak Marthin Ferdinandez.
-YAE-
19 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar