Goresan
pena tentang rindu telah banyak ku dengar dan ku lihat. Rindu menjadi
nafas dalam setiap cinta. Adakah seseorang masih mencinta kekasihnya
bila tanpa rindu? Adakah seseorang mampu berucap cinta sedang hatinya
tak pernah merindu? Lalu apa yang terjadi jika ada seseorang yang
berpikir untuk membunuh rindu? Ya, sudah saatnya goresan pena berganti
untuk membunuh rindu. Karena rindu mungkin tak harus disampaikan lagi.
Karena rindu telah mengalir dalam darah dan masuk keluar bersama udara
yang dihembus dan dihela. Sementara yang dirindukan maybe tak pernah
tahu. So, sudah waktunya membunuh rindu...
Mengapa di saat ku jatuh hati
Cinta tak berujung di genggamku
Hingga ku harus melepaskan
Dan membunuh rindu
Apakah ku masih harus menanti
Cinta yang tercipta tuk hidupku
Kini ku harus merelakan
Dan membunuh rindu
Sedalam samudera disana
Hatiku karam didasarnya
Terlalu lama bertahan
Di debur ombak, di terjang badai
Mungkin sudah waktunya menyerah
Dan membunuh rindu
Sanggupkah kudayung perahuku
Melawan arus yang menderu
Kau tutup semua jalan
Di pintu harapan pun kau kunci
Mungkin sudah waktunya menyerah
Dan membunuh rindu
Ku membunuh rindu
Rindu yang untukmu
-YAE-
7 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar