Powered By Blogger

Selasa, 18 November 2014

Jeremiah Story 3

Jeremiah Story 3

Depok Timur, 30 Agustus 2011

Bertambah tua itu seperti mimpi buruk. Kata-kata ini terlintas saat aku membawa kendaraan menuju Rumah Tanteku, di Depok Timur. Banyak hal yang membuat aku merasa ingin menjadi anak kecil kembali. Merasakan fantasi ingin menjadi Superman atau Batman bahkan Gatotkaca. Tidak merasakan susah, sedih pun pasti akan lenyap berganti sendiri. Aku bebas tidak terikat waktu, dikejar tugas yang menumpuk, dimarah Papa dan Mama karena pulang larut malam, dan bahkan selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Saat itu orangtua pun akan selalu mengalah untuk kita. Padahal menjadi dewasa itu adalah hal yang sangat kita inginkan saat masih kecil. Saat ada orang yang bilang, "dasar masih kecil!" Maka kita akan kesal dan mengumpat dalam hati, "aku bukan anak kecil! Aku sudah gede! Aku mau cepat dewasa, Tuhan!!!"



Melihat orang dewasa naik kendaraan, berpacaran, berpakaian keren, dan bertindak semaunya, membuat kita menjadi sangat ingin cepat dewasa. Saat masih kecil, kita tak lagi menyanyikan lagu Burung Kakaktua atau Pelangi, tapi kita menyanyikan lagu, Rindu Kekasihku, Cari Pacar Lagi, dan banyak lagu dewasa. Kita merasa sangat wah keren! Aku sudah dewasa! Dan saat beranjak dewasa, kita mulai kehilangan arah, merasa bebas tanpa batas dan berlebihan dalam segala hal. Hal yang negatif menjadi cepat kita serap, sedangkan yang positif kita susah sekali menerimanya. Lebih banyak dengar kata Teman daripada Orangtua. Teman seperti dewa baru dalam kehidupan kita sedangkan orangtua adalah manusia purba yang kolot.



Mengenal cinta lalu berpacaran, kemudian merasa jenuh, merasa terkekang, ga bebas, dan seperti terkurung dunia pacar kita, lalu datang banyak teman mempropaganda, so satu dua hari kemudian kata putus pun terucap. Putus, sambung, putus, ganti baru, ketemu yang lain, suka, wah banyak sekali petualangan cinta dan kita benar-benar tanpa arah. Labil, melekat dalam hidup kita. Saat mantan pacar bersama yang lain, kita seperti tersengat listrik tegangan tinggi, emosi dan marah-marah mengumpat mantan dengan kata-kata maki. Padahal kita sendiri yang minta putus. Aneh dunia kita seakan kita selalu benar dan yang lain salah.



Beranjak dewasa meninggalkan dunia remaja, kita mulai disibukkan dengan pekerjaan dan masa depan. Awalnya seperti menarik dan menantang hidup. Tapi lama-lama itu membosankan dan membuat kita merasa hidup itu datar banget ya saat tidak ada masalah atau hidup itu ko berliuk-liuk banget ga lurus aja saat masalah datang. Lalu kita melihat anak-anak kecil yang polos berlarian di taman. terlintas pikiran, "enak banget ya jadi anak kecil." Tak ada lagi fantasi menjadi Superman, karena kita mulai tahu faktanya bahwa Superman saja bisa patah hati dan tak bisa mendapatkan Lois Lane. Atau Batman yang ternyata kehilangan orangtua dan hidup dalam depresi. Bahkan Gatotkaca yang walaupun kebal akhirnya mati dalam pertempuran. Ksatria tangguh pun bisa hancur hidupnya dan tak sempurna apalagi kita yang manusia biasa.



Penyesalan pun timbul, ingin rasanya menikmati masa kecil dengan baik dan menjalaninya dengan lugu. Tak mau cepat dewasa, aku. Tuhan, jika dunia bisa berulang, aku mau kembali menjadi anak kecil.



-YYAE-
Renungan Waktu

Dapat dilihat pula di: https://www.facebook.com/notes/yohannes-agatha-engel/jeremiah-story-3/10150296442484266

Tidak ada komentar:

Posting Komentar